Sebagian besar kicau mania mungkin lebih tahu Murai Batu ketika sudah dewasa. Tahukah bahwa merawat Murai sejak anakan bukanlah perkara yang bisa dilakukan dengan mudah, terutama oleh pemula. Cara merawat anakan Murai Batu yang baru menetas membutuhkan perhatian lebih daripada merawat burung yang sudah dewasa.
Perlu dipahami bahwa setiap anakan yang baru menetas pasti sangat sensitif dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Oleh sebab itu jangan heran jika pehobi Murai harus lebih perhatian dalam merawat anakan yang baru menetas. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan selama merawatnya, terutama di fase dua pekan pertama. Mengingat di usia – usia tersebut anakan Murai belum bisa hidup mandiri.
Memang dalam hal ini ada beberapa hal mendetail yang harus diperhatikan. Agar lebih jelas dalam memahami cara merawat anakan Murai Batu yang baru menetas, kicau mania bisa mengikuti panduan berikut ini.
Cara Merawat Anakan Murai Batu yang Baru Menetas
Jangan Pisahkan Anakan dengan Induk Sesaat Setelah Menetas
Fase setelah menetas adalah yang paling krusial. Kicau mania sangat disarankan untuk tidak gegabah memisahkan anakan dengan indukan Murai Batu. Di fase ini biarkan anakan berada di dekat induknya kurang lebih selama lebih dari 7 hari. Secara naluri indukan akan melolohi anakan mereka dengan pakan yang tersedia.
Pada rentang waktu ini, anakan Murai Batu perlahan bisa membuka matanya dengan sempurna. Jika mata belum terbuka, sebaiknya jangan pisahkan dengan induknya.
Perhatikan Suhu
Cara merawat anakan Murai Batu yang baru menetas selanjutnya adalah memastikan suhu kandang sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebagaimana anakan unggas pada umumnya, anakan Murai Batu sangat sensitif dengan suhu. Bahkan ketidaksesuaian pada suhu kandang mereka kerap menyebabkan anakan mati.
Pastikan suhu pada kandang anakan berada di antara 33 – 34 derajat. Jangan terlalu panas atau terlalu dingin sebab akan berakibat fatal untuk kondisi anakan Murai Batu. Perlu diperhatikan juga bahwa di usia baru menetas, Murai tidak membutuhkan air mineral sehingga jangan paksakan untuk melolohkan dengan air.
Pisah Kandang dan Pelolohan Makanan
Memasuki pekan kedua atau ketiga, barulah anakan Murai Batu bisa dipisahkan dari induknya. Akan tetapi tetap harus memperhatikan dua poin sebelumnya. Pada kandang terpisah, kicau mania bisa menggunakan sangkar buatan induk yang dilapisi oleh tisu atau kain sebagai tempat bersandar anakan. Pemberian lapisan tersebut untuk menghindari terjadinya tusukan jerami sangkar.
Di fase ini, anakan Murai masih belum bisa hidup mandiri. Untuk itu cara merawat anakan Murai Batu yang baru menetas berikutnya adalah dengan melolohkan. Pastikan kicau mania melakukan pelolohan secara konsisten dengan makanan yang bernutrisi tinggi. Ini dilakukan sampai anakan bisa makan secara mandiri. Biasanya di usia 21 hari anakan Murai Batu mulai belajar makan sendiri.
Pada periode pelolohan minggu kedua, kicau mania bisa menambahkan voer dengan porsi yang sesuai dan tidak lebih banyak dari pakan utamanya (kroto atau ulat).
Jaga Kebersihan
Hal yang tak kalah penting adalah menjaga kebersihan selama merawat anakan Murai Batu. Terutama soal kebersihan kandang. Selama anakan diberi makan pasti akan mengeluarkan kotoran yang jika dibiarkan akan menjadi sarang penyakit. Mengingat usia anakan masih sangat rawan terkena penyakit.
Meskipun rata – rata anakan Murai Batu sudah bisa dimandikan di usia 25 hari, namun sebaiknya jangan dipaksakan. Sebab jika kondisinya kurang fit, mereka tidak akan mau dimandikan dan bisa saja mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Itulah cara merawat anakan Murai Batu yang baru menetas. Panduan mendasar ini bisa dijadikan sebagai patokan agar anakan Murai bisa bertahan selama masa perawatan hingga menjadi petarung yang gacor.