Pada dasarnya, Murai Batu secara natural telah memiliki kicauan yang merdu. Terlebih jika mereka dihasilkan dari proses breeding indukan yang mempunyai gen unggulan. Namun tahukah bahwa sebagian besar Murai yang kicauannya gacor merupakan hasil dari penerapan cara memaster Murai Batu yang baik?
Sayangnya tak sedikit yang mengetahui bahwa ada cara yang bisa membuat isian Murai Batu menjadi bagus bahkan ngeroll dan panjang yang tak lain adalah pemasteran.
Akan tetapi proses masteran Murai Batu ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Pasalnya jika tetap dipaksakan, suara Murai Batu bisa rusak. Atau bahkan membuat mentalnya drop saat di gantangan karena treatment yang sembarangan.
Cara Memaster Murai Batu yang Baik Step by Step
Kicau mania perlu memahami terlebih dahulu tentang cara memaster Murai Batu yang baik agar suara si petarung tidak rusak. Selain itu juga untuk menambahkan isian Murai agar lebih matang. Berikut adalah cara – caranya.
Memaster Sejak Usia Trotolan Masih 30 Hari
Langkah pertama yang biasa dilakukan untuk memaster Murai Batu adalah saat usianya masih sekitar 20 – 30 harian. Ini kesempatan yang bagus agar trotolan bisa mendapatkan isian yang berkualitas selama masa pelatihan sejak dini.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa di usia yang masih satu bulanan tersebut sebaiknya Murai Batu dimaster dengan burung Serindit atau burung yang memiliki suara halus namun tajam. Sebab masteran seperti itu dapat dengan mudah diingat oleh trotolan. Proses ini bisa dilakukan selama satu bulan pertama.
Memaster Sampai Usia Dewasa
Memasuki usia dewasa, cara memaster Murai Batu yang baik tetap harus dilakukan secara konsisten. Jika isian yang dimaster sejak trotolan berhasil dikuasai dengan sempurna, maka memasuki usia dewasa kicau mania boleh menambah isian lain, misalnya dengan jenis burung yang memiliki karakter suara kasar dan keras seperti Jalak Suren atau masteran yang diinginkan.
Akan tetapi dengan catatan kicau mania tidak boleh meninggalkan masteran yang sudah diberikan kepada Murai sejak trotolan. Tetap lakukan masteran menggunakan isian yang sebelumnya dilatih sejak usia dini. Dengan begitu isian si petarung tidak akan rusak.
Jika Memungkinkan, Gunakan Burung Asli saat Masteran
Menggunakan burung asli sebagai masteran untuk Murai Batu hasilnya akan jauh lebih optimal. Dalam hal ini kicau mania bisa bisa menyatukan Murai dengan burung masteran dalam satu ruangan. Tidak harus berdekatan. Cukup suaranya bisa terdengar. Jangan lupa untuk mengkrodong sangkarnya.
Misalnya pehobi Murai ingin peliharaannya ingin dimaster dengan Cucak Jenggot. Maka bisa dilakukan dengan mendekatkan dua jenis Cucak Jenggot unggul dengan Murai agar bersahut – sahutan. Ini akan memantik Murai Batu agar rajin berkicau.
Sebagai Alternatif, Kicau Mania Bisa Menggunakan Suara Masteran MP3
Jika tidak memungkinkan menggunakan burung asli, bisa menggunakan cara memaster Murai Batu yang baik dengan suara masteran MP3. Sebagai alternatif, cara ini cukup fleksibel dan mudah. Sebab pehobi Murai tidak perlu merawat burung masteran. Cukup memutar menggunakan audio dan menyesuaikan volume. Terlebih bisa diputar kapanpun baik saat malam hari maupun pagi hari.
Berikan Makanan Tambahan yang Fresh
Selama masa pemasteran, jangan lupa untuk memberikan makanan yang fresh dan segar. Jika perlu bedakan antara makanan rutin sehari – hari dan makanan saat pemasteran. Usahakan memberikan makanan yang masih hidup seperti jangkrik, kroto, ulat, atau voer.
Proses pemasteran atau pelatihan untuk Murai bisa dilakukan sejak masih trotolan dan berlanjut secara konsisten hingga dewasa. Cara memaster Murai Batu yang baik di atas tak hanya untuk melatih kicauan yang gacor saja, melainkan juga mengantisipasi agar suaranya tidak rusak.